Sejarah

Latar Belakang


Ulama sebagai pewaris para Nabi” adalah sabda Nabi yang menegaskan betapa besar peran ulama dalam kehidupan umat Islam sepanjang sejarah. Kebutuhan atas keberadaan ulama untuk membimbing umat adalah suatu keniscayaan. Tanpa ulama panutan yang menggantikan posisi kenabian di tengah-tengah umat, maka kehidupan ini akan menjadi gelap dan tidak terarah.

Dalam konteks kehidupan saat ini yang dicirikan dengan modernitas, perubahan yang cepat, digitalisasi, internet of thing, ketidakpastian (disrupsi), keberadan ulama sangat dibutuhkan untuk mengawal persoalan-persoalan tersebut. Dimensi ulama kemudian tidak hanya berada pada posisi menjawab masalah-masalah ubudiyyah, tetapi harus mampu menjawab isu-isu modernitas dan sosial kemasyarakatan yang dihadapi umat. Dengan demikian, kompetensi ulama tidak hanya wajib menguasai keilmuan Islam klasik normatif, tetapi juga harus menguasai isu-isu kontemporer baik sosial, ekonomi, kesehatan, pendidikan dan masalah-masalah kebangsaan dan internasional lainnya.

Atas dasar pemikiran di atas, maka Masjid Istiqlal sebagai Masjid Negara Republik Indonesia yang terbesar di Asia Tenggara, melalui Badan Pengelola Masjid Istiqlal (BPMI) berkomitmen untuk berkontribusi dalam menjawab tantangan kehidupan umat Islam khususnya mengenai kebutuhan akan ulama yang paripurna. Badan Pengelola Mesjid Istiqlal melalui Bidang Pendidikan dan Pelatihan bekerjasama dengan Perguruan Tinggi Ilmu Al-Quran (PTIQ) Jakarta akan menyelenggarakan Pendidikan Kader Ulama bertaraf Internasional untuk mencetak kader-kader ulama yang menguasai khazanah keilmuan Islam klasik dan masalah-masalah kontemporer sehingga siap menjadi Imam, panutan, dan pembimbing umat di Indonesia dan di negara-negara lainnya.